Negara Kamboja adalah negara di kawasan Indochina yang menganut sistem pemerintahan monoarki konstitusional. Negara Kamboja, negara yang berdaulat sejak kepergian Prancis dari Indochina sejak 1955. Merupakan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Secara geografis negara Kamboja terletak di Semenanjung Indochina, berbatasan darat di sebelah utara dengan Laos dan Thailand, di sebelah Timur dan Selatan dengan Vietnam dan sebelah barat dengan Teluk Thailand.
Negara Kamboja memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah baik dari bidang pertanian, hasil hutan, maupun perikanan. Masyarakat Kamboja sebagian besar bertumpu pada sektor pertanian. Penduduk tinggal di dataran pusat dimana beras merupakan produk yang paling penting lebih dari 80 persen. Kamboja salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara yang rawan konflik dalam pemerintahannya. Selain terlibat konflik dalam negeri, Kamboja juga sering dilibatkan dalam perang tetangga negara antara Vietnam dan Thailand.
Konflik-Konflik Kamboja
Kamboja selama periodisasi konflik terbagi menjadi 3 bagian, yaitu konflik masa pemerintahan Sihanouk (1955-1970), Lon Nol (1970-1975) dan Pol Pot (1975-1979). Berikut ini konflik-konflik dan penjelasan nya :
-
Konflik masa Sihanouk
Pada tahun 1955, Sihanouk diangkat sebagai kepala pemerintahan Kamboja. Sihanouk menerapkan dan mendominasi sistem demokrasi parlementer Kamboja, pada masa pemerintahannya. Selain itu juga menciptakan ideologi Sosialisme Buddha sebagai ideologi nasional.
Konflik pada masa Sihanouk bermula pada saat menjalin kedekatan dengan negara-negara komunis, seperti China dan Vietnam Utara. Selain itu, Sihanouk juga menolak bantuan dan memutuskan hubungan diplomasi dengan Amerika Serikat pada tahun 1963. Kekecewaan golongan oposisi Kamboja dari kebijakan tersebut. Konflik semakin meruncing ketika rezim Sihanouk melakukan korupsi dan pemborosan yang menimbulkan permasalahan ekonomi di Kamboja. Dari perkembangan nya, hal tersebut menimbulkan pemberontakan dari Khmer Merah di bawah pimpinan Lon Nol.
Pada tahun 1970, Lon Nol berhasil menguasai pedesaan dan melakukan kudeta terhadap rezim Sihanouk. Setelah itu, Lon Nol mendirikan Republuk Khmer dengan dukungan dari Amerika Serikat.
- Konflik masa Lon Nol
Di Kamboja terjadi konflik baru karena pendirian Republik Khmer dengan dukungan Amerika Serikat. Golongan Khmer Merah revosioner pimpinan Pol Pot melakukan upaya udeta terhadap Lon Nol pada tahun 1975.
Pasukan revolusioner dapat menguasai Pnomh Penh dan menjatuhkan kekuasaan Lon Nol pada bulan April 1975. Selanjutnya Pol Pot mendirikan negara Demokratik Kamboja yang bercorak otoriter militerestik.
- Konflik masa Pol Pot
Rezim Demokraktik Kamboja pimpinan Pol Pot mulai berkuasa pada tahun 1975. Pol Pot menerapkan ideologi Komunis Maois di Kamboja selama 4 tahun pemerintahan nya. Selama 4 tahun kepemimpinan Pol Pot, terjadi genosida yang menimbulkan jutaan korban jiwa dari masyarakat Kamboja. Selain itu, terjadi kelaparan masal dan wabah penyakit malaria yang berakar dari blunder kebijakan agraria Pol Pot.
Krisis yang terjadi pada rezim Pol Pot menimbulkan perlawanan dan aktivis revolusioner Heng Samrin dan Hun Sen. FUNSK melancarkan serangan terhadap Pol Pot dengan bantuan dari Vietnam. Serangan gabungan tersebut berhasil menggulingkan rezim Pol Pot dan pasukan Khmer Merah di Kamboja.
Dampak Konflik Negara Kamboja
Konflik berkepanjangan di Kamboja membawa dampak yang besar bagi dunia Internasional, beberapa dampak konflik Kamboja, yaitu :
- Terjadinya genosida besar-besaran dan bencana kelaparan yang menewaskan jutaan rakyat atau krisis sosial.
- Vietnam mencampuri urusan dalam negeri Kamboja, bahkan turut mengendalikan pemerintahan.
- Pengungsi Kamboja banyak yang menetap di daerah perbatasan, sehingga menimbulkan masalah perbatasan di Indochina.
- Munculnya beberapa masalah perbatasan negara di wilayah Indochina dan krisis kemananan negara-negara di Asia Tenggara terancam.