CLOSE ADS
CLOSE ADS
CLOSE ADS
CLOSE ADS

Agung Nugroho: Dalam Setahun Terjadi Peningkatan Kasus HIV di Pekanbaru Naik dari 408 menjadi 474

  • Bagikan
Agung Nugroho: Dalam Setahun Terjadi Peningkatan Kasus HIV di Pekanbaru Naik dari 408 menjadi 474. Sumber Photo: riau.go.id

Pekanbaru, RiauChannel.Com – Di tengah meningkatnya angka kasus HIV/AIDS di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pemerintah Dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru mengambil langkah baru untuk memperkuat upaya penanggulangannya. Hal ini diharapkan menjadi awal baru dalam gerakan melawan stigma dan penyebaran HIV di masyarakat.

“Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, saya yakin kita bisa melangkah lebih jauh dalam melindungi warga dari ancaman HIV/AIDS,” ujar Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, Selasa (28/10/2025).

Dari laman riau.go.id, diberitakan menurut Agung, perjuangan melawan HIV/AIDS bukan hanya soal angka atau data kesehatan, tapi tentang manusia tentang keluarga, teman, dan saudara yang berhak hidup sehat tanpa diskriminasi.

Ia pun menegaskan bahwa edukasi, deteksi dini, dan dukungan sosial menjadi kunci utama dalam memutus rantai penularan.

“Kasus HIV/AIDS di Pekanbaru terus meningkat. Tahun 2023 tercatat 408 kasus HIV dan naik menjadi 474 kasus di 2024. Kasus AIDS pun meningkat dari 165 menjadi 174 kasus. Ini bukan sekadar statistik, tapi cerminan bahwa masih banyak masyarakat kita yang belum paham bagaimana melindungi diri,” jelasnya.

Agung menyoroti pentingnya pendekatan yang lebih menyentuh dan membumi, terutama kepada kelompok berisiko dan remaja yang kerap menjadi korban kurangnya informasi.

Ia menekankan bahwa penyebaran HIV tidak bisa dilawan hanya dengan aturan, tapi dengan empati dan keberanian untuk berbicara terbuka tentang seksualitas, kesehatan, dan keselamatan diri.

Melalui KPA Kota Pekanbaru, pemerintah berkomitmen memperluas edukasi ke berbagai lapisan masyarakat.

Upaya ini dilakukan lewat kampanye informasi, dialog komunitas, hingga kegiatan langsung yang menjangkau populasi kunci seperti pengguna narkoba, narapidana, dan kelompok rentan lainnya.

“Kami ingin KPA hadir bukan sekadar sebagai lembaga, tapi sebagai garda terdepan yang mendengarkan, mendampingi, dan memberi harapan. Karena HIV bukan akhir dari segalanya dengan dukungan dan pengetahuan yang tepat, mereka tetap bisa hidup sehat dan produktif,” pungkasnya.***

BACA JUGA:  Wujudkan Keistimewaan Bagi Warga Perbatasan, Kepri dan Johor Luncurkan Platform Promosi Wisata “JIWA”

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *